Meniti Jalan Sunnah, Membentuk Pribadi Muslim dan Keluarga Sakinah untuk Mewujudkan Generasi Rasulullah
Sunday, March 9, 2014

Blusukan Ekstrem Gubernur Sumatera Barat

Selama ini aksi blusukan tidak pernah lepas dari sosok Joko Widodo atau yang lebih dikenal Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. 

Namun banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya tidak hanya Jokowi saja yang rajin blusukan tapi banyak pemimpin didaerah lain yang juga rajin blusukan. 

Bahkan aksi blusukannya sangat tidak wajar, ekstrim dan menantang, hanya saja sepi dari pemberitaan media massa sehingga tidak terpublikasi dengan baik.

Sosok Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno adalah sosok kepala daerah seorang gubernur yang selama ini rajin blusukan. Beliau sering turun langsung menemui dan menyapa warganya dengan menggunakan cara yang tidak wajar yaitu menggunakan motor trailnya. Irwan Prayitno melakukannya untuk menjamah daerah-daerah terpencil diwilayah yang dipimpinnya. 

Tantangan Irwan Prayitno yang memimpin Sumbar jelas jauh berbeda tantangannya dengan Jokowi yang memimpin Jakarta. Jakarta daerah yang padat penduduk, APBD besar, fasilitas memadai dan akses mudah transportasi publik dengan cakupan wilayah yang tdk begitu luas.

Sosok Irwan Prayitno Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), memang tidak setenar Jokowi. Jokowi sangat terkenal dengan kesederhanaan dan aksi blusukannya yang massif dipublikasikan lewat media nasional. Irwan Prayitno-pun tidak banyak dikenal masyarakat di luar Sumbar meskipun di Sumbar sosoknya sangat merakyat.

Sebab Irwan Prayitno jarang sekali bahkan hampir tidak pernah dipublikasi media nasional apalagi televisi disetiap aksi blusukannya. Berbeda dengan Jokowi yang mungkin masyarakat seluruh Indonesia sudah mengenalnya karena memang sering diberitakan dimedia nasional.

Namun soal  blusukan dan masalah kesederhanaan atau sosok pemimpin yang merakyat maka Irwan Prayitno-lah sosok fenomenal pemimpin daerah yang layak lebih diapresiasi dan dibanggakan masyarakat Indonesia.

Bayangkan saja sosok kepala daerah dari politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga seorang Ustadz  dan Penceramah sekaligus penyuka motor trail ini selalu blusukan dengan cara berbeda dan ekstrem. Yaitu mengunakan motor trailnya menjamah daerah-daerah terpencil diwilayah yang dipimpinnya tersebut.

Blusukannya Ekstrim, Melebihi Jokowi

Irwan Prayitno beserta jajarannya yang tergabung dalam team Motocross Trabas Sumbar melakukan aksi blusukan yang diluar kebiasaan pemimpin daerah lainnya. Aksi  blusukan Irwan Prayitno mengendarai motor trail melewati jalur terjal, berbukitan dan jalan setapak yang licin juga sempit, melewati hutan juga perkebunan.

Aksi blusukan dengan mengendarai motocross melewati jalur terjal yang sulit membutuhkan energi extra dan menguras tenaga ditambah sangat berbahaya dan penuh tantangan yang ekstrem. Bayangkan sosok kepala daerah seorang gubernur yang biasanya terlihat angkuh, dikawal serba wah dan mengendarai kendaraan mewah sama sekali tidak terlihat di dirinya.

Irwan Prayitno ini adalah sosok yang sangat luar biasa dan berbeda dengan kebiasaan pemimpin daerah lainnya. Sosok terpandang dan dihormati warga Sumbar ini sama sekali tidak takut, padahal bahaya bisa mengancam dirinya kapan saja. Sebab apa yang dilakukannya bisa mencelakai dirinya seperti terpeleset, terjerembab dan terjatuh. Yang menyebabkan dirinya bisa terluka, memar, cacat bahkan kematian. Memang sangat menakjubkan apa yang dilakukan gubernur sholeh yang juga hafidz Alquran ini.

Apa yang dilakukannya adalah sebuah bentuk komitmen pemimpin sejati dalam mengabdi. Motorcroos yang digemari dan menjadi hobinya mampu dimanfaatkan untuk sarana pengabdian dimasyarakat guna menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala daerah dengan kerja-kerja nyata.

Indonesia butuh sosok seperti Irwan Prayitno sebagai pemimpin, sosok teladan pemimpin idaman penuh pengabdian.

Sering Melakukan Kunjungan Ke Daerah Terpencil

Bisa dilihat di Fans Page Irwan Prayitno yang mengupload beberapa foto kunjugan kerjanya ke daerah-daerah terpencil menggunakan motor trail. Irwan Prayitno bersama kelompok Motocross Trabas Sumbar, melakukan penelusuran kawasan objek wisata Pantai Air Manis di Kota Padang (12/01/14). Kunjungan tersebut dalam rangka mengontrol dan memberikan arahan kepada warga setempat agar menjaga kebersihan objek wisata favorit yang sering dikunjungi wisatawan mancanagara dan wisatawan domestik itu yang mulai tidak terawat.

Sebelumnya dibulan oktober 2013 dengan mengendarai sepeda motor trail Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bersama rombongan Motocross Terabas Sumbar juga melakukan perjalanan ke daerah terpencil yang minim publik transportasi di Nagari Ampia Parak , Jorong Tanjungan Gadang Pessel (13/10/13). Beliau melewati medan yang terjal, jalan setapak yang sulit dan daratan yang luas dengan dikelilingi perkebunan lebat.

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi terluas di Indonesia dengan medan yang berat, wilayah daratannya yang luas, dan minim akses publik transportasi . Tentu saja ini sangat jauh berbeda tantangan blusukannya jika dibandingkan dengan Jokowi di Jakarta.

Apa yang dilakukan Irwan Prayitno layak mendapat apresiasi dari semua pihak. Termasuk media nasional, sehingga media berani mempublikasi aksi blusukannya yang tidak wajar ini kepada publik. 

Media massa harusnya berimbang dalam pemberitaan terhadap kinerja seorang kepala daerah tidak tebang pilih. Selama ini hanya Jokowi saja yang massif diberitakan media dan ramai publikasi dalam disetiap aksi blusukannya.(ah)

Sumber Berita:
http://www.swaranews.com/berita-gubernur-ini-rajin-blusukan-namun-sepi-dari-pemberitaan-media.html


Sosok Teladan Pemimpin Idaman
Berikut Ini Gubernur-Gubernur Berprestasi Juga Hafidz Alquran


Seorang kepala daerah adalah sosok yang  harus menjadi teladan dan penuh pengabdian didaerah yang dipimpinnya. Kerja-kerja nya harus terlihat dan merakyat sehingga dicintai masyarakat. Seorang pemimpin tidak hanya harus mengandalkan gelar intelektual saja tapi juga moral dan spiritual. 

Pemimpin tidak boleh dikenal hanya karena popularitas dimedia tapi harus dikenal karena kerjanya yang nyata.

Di Indonesia ada beberapa kepala daerah seorang Gubernur yang bisa dijadikan teladan sebagai pemimpin idaman. Selain cerdas dan tangkas juga religius, berprestasi dan yang lebih hebatnya mereka penghapal Alquran (hafidz). 

Ketaatan mereka dengan agama dan kedekatan mereka dengan tuhan membuat mereka bisa bekerja secara amanah. Ada beberapa sosok kepala daerah Gubernur yang merupakan penghafal Alquran. Berikut ini kepala daerah berprestasi yang juga penghapal Alquran di antaranya :

1. Gatot Pujo Nugroho, ST (Gubernur Sumatera Utara) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

2. Prof. H. Dr. Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

3. KH. Muhammad Zainul Majdi, Lc. MA (Gubernur Nusa Tenggara Barat) dari Partai Bulan Bintang (PBB)

4. Drs. H. Abdul Ghani Kasuba (Saat ini statusnya masih sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara, meskipun dalam Pilgub terbaru Drs. H. Abdul Ghani Kasuba yang dicalonkan sebagai Cagub dikabarkan menang dalam pemungutuan suara ulang ) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

5. H. Ahmad Heryawan, Lc (Gubernur Jawa Barat) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Nama-nama diatas ini adalah sosok kepala daerah Gubernur penghapal Alquran yang berprestasi atas kepemimpinanya. Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan, Lc adalah sosok paling prestisius dan membanggakan. 

Dengan berbagai prestasi dan pernghargaan yang diterimanya. Total sudah 132 penghargaan yang diterimanya dalam berbagai bidang sejak menjabat dari tahun 2008. Gatot Pujo Nugroho, ST juga beberapa kali mendapat penghargaan atas prestasinya memimpin Sumatera Utara.

Begitupun Prof. H. Dr. Irwan Prayitno Gubernur Sumatera Barat selama 3 tahun 75 penghargaan yang sudah diterimanya. Sebanyak 22 penghargaan diraih ditahun 2011, berikutnya 33 penghargaan di tahun 2012, dan 20 penghargaan di tahun 2013

Penghargaan yang diraih mulai dari Pennghargaan Ketahanan Pangan Nasional 2010, penghargaan Pelaksanaan Penerapan e-KTP Terbaik (9 Kab/Kota tahun 2011), Anugerah Parahita Ekapraya (Komitmen Gubernur untuk Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Penghargaan Provinsi Terbaik Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil tahun 2013 dan lainnya.

Lalu ada Gubernur NTB, KH. Muhammad Zainul Majdi, Lc. MA selama menjabat mendapat banyak penghargaan dan prestasi. Misalnya sebagai Gubernur Termuda di Indonesia oleh Museum Rekor Dunia Indone�sia, Menerima Lencana Ksatria Bhakti Husada Arutala atas jasanya dalam pembangunan Bidang Kesehatan; The Best Province Tourism Develov�ment dengan dikukuhnya NTB sebagai Provinsi Pengembang Pariwisata Terbaik versi ITA di Metro TV. Penghargaan di Bidang Pangan dari Presiden RI atas Prestasi meningkatkan produksi Padi (P2BN) lebih dari 5 pada tahun 2009 dibanding�kan dengan tahun sebelumnya. (dbs/ah)

Sumber Berita: 


SUBHANALLAH.. 
ALLAHUAKBAR !

ADA BANYAK KADER PARTAI ISLAM YANG SUKA BLUSUKAN DAN LEBIH BERPRESTASI (PRESTASI NYATA, BUKAN BUATAN MEDIA MASSA) DARI PADA JOKOWI - AHOK !

TAPI KENAPA MEDIA MASSA TIDAK MEMBLOWUP PRESTASI MEREKA ?

ANDA TENTU SUDAH TAHU JAWABANNYA..

KARENA MEREKA ADALAH KADER PARTAI ISLAM YANG SANGAT CINTA TERHADAP AGAMA DAN UMAT ISLAM..

SEDANGKAN MEDIA MASSA DI INDONESIA DIMILIKI OLEH ORANG KAFIR, SEKULER DAN LIBERAL YANG TIDAK SUKA ISLAM BERKUASA DI INDONESIA !

KARENA ITULAH MEDIA MASSA MEMBLOWUP (PENCITRAAN PALSU) TERHADAP ORANG YANG DI ANGGAP SEAKIDAH DENGAN MEREKA...




Elektabilitas Palsu Jokowi Terbongkar 

[Media Massa Mendukung Kaum Sekuler & Liberal]
Demi mendorong popularitas Gubernur DKI Jakarta sampai ke titik tertinggi, segala cara dilakukan oleh Stanley Bernard �Stan� Greenberg, konsultan politik, pollster, ahli strategi pemenangan pemilu/pilpres nomor wahid di dunia, yang ternyata terbukti selama ini bertindak sebagai �sutradara atau otak� di balik rekayasa pencitraan dan melambungnya popularitas Jokowi selama dua tahun terakhir.

Dengan berdalih menampilkan hasil penelitiannya, Stan Greenberg, Ketua Korps Demokrat Amerika Serikat (AS), sahabat karib konglomerat Indonesia James Riady yang keduanya juga adalah anggota elit Arkansas Connection, sebuah organisasi yang sangat berpengaruh di AS, berusaha menipu publik Indonesia dengan mempromosikan Jokowi berkedok hasil penelitian lembaga penelitiannya.

Stan Greenberg mengatakan elektabilitas Jokowi medio September 2013 adalah sebesar 68%, sedangkan PDIP meraih elektabilitas 28%. Greenberg seolah-olah mendapatkan kesimpulan penelitian, bahwa alasan responden memilih Jokowi adalah karena ia tokoh yang jujur dan dapat dipercaya.

Menurut lembaga survei dan konsultan politik yang dikendalikan Partai Demokrat AS itu, posisi elektabilitas kedua tertinggi setelah Jokowi adalah Prabowo Subianto (PS) 15% dan Aburizal Bakrie (ARB) 11%.

Sedang elektablilitas parpol, setelah PDIP, disusul Golkar 18%, Gerindra dan Demokrat yang sama-sama meraih 10%. Prof Dr Iberamsyah, Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang mengikuti presentasi tersebut beberapa bulan lalu, mengatakan hasil survei itu tidak terlalu mengagetkan, karena sudah tercermin dari hasil sejumlah lembaga survei selama ini. Ketika itu, posisi Stan Greenberg belum diketahui publik sebagai konsultan politik dan otak rekayasa popularitas dan elektabilitas palsu untuk Jokowi.

�Presentasi pekan lalu, tidak dilaksanakan secara terbuka, karena survey ini merupakan pesanan sebuah lembaga, bukan inisiatif Stan Greenberg,� ujar Prof DR Iberamsyah pada akhir September 2013 lalu.

Persoalan yang mencuat saat ini adalah keraguan masyarakat luas terhadap seluruh hasil survey, polling atau jajak pendapat bilamana terkait dengan Jokowi. Runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga survey yang menilai Jokowi disebabkan oleh fakta bahwa Stan Greenberg sudah diketahui masyarakat luas sebagai dalang dari seluruh rekayasa popularitas dan elektabilitas Jokowi.

Semua hasil survey, polling, jajak pendapat dan penilaian terhadap Jokowi adalah palsu belaka (hasil rekayasa) dan diragukan keabsahannya.

Masyarakat menilai, pengumuman hasil survey, polling, jajak pendapat dan lain-lain terhadap Jokowi hanyalah merupakan hasil rekayasa (dibuat-buat) untuk menggiring opini dan membentuk persepsi publik seputar �kehebatan� Jokowi.

Di samping itu, fakta mengenai kinerja Jokowi yang buruk, tercermin dari kegagalan Jokowi menyerap anggaran APBD secara maksimal (hanya 55%, terendah dari seluruh propinsi di Indonesia), mandeknya program-program pembangunan daerah, serta ketidak-mampuan Jokowi memenuhi janji-janji kampanye yang diucapkannya pada saat Pilkada tahun 2012 lalu.

Bencana banjir besar di Jakarta dan kemacetan lalu lintas yang semakin parah, menyebabkan penilaian rakyat Jakarta semakin negatif terhadap kinerja Jokowi. Hasilnya, popularitas Jokowi di tengah-tengah masyarakat semakin tenggelam.

Sementara itu Ketua Umum PDIP, melalui tayangan acara �Mata Najwa� di MetroTv. Rabu (22/1/2014), menegaskan PDIP tidak akan mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden dan memintanya untuk fokus menyelesaikan tugas sebagai gubernur DKI Jakarta selama lima tahun penuh.

Sumber :


Guru Besar UI, Minta Megawati Marahi Jokowi... Bergaya Hebat Tapi Tak Berdaya

Guru Besar ilmu politik dari Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengkritisi sikap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang sering mengkritik sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai upaya pencitraan.

"Kita hargai Megawati mengkritik SBY dengan cara menuding apa yang dilakukan SBY hanyalah pencitraan," kata Maswadi Rauf, di Jakarta, senin (13/1).

Tapi lanjutnya, Megawati juga harus memahami bahwa apa-apa yang dilakukan kader PDI Perjuangan, Joko Widodo yang kini jadi Gubernur DKI Jakarta juga terjebak dengan pola pencitraan diri.

"Dalam membangun pencitraan diri, sesungguhnya antara Jokowi dengan SBY sama saja. Yang membedakan hanya soal tema pencitraan saja. Tujuan sama," kata Maswadi.

Jokowi tampil dengan segala kesederhanaannya dan semua masalah dikesankannya mudah. "Style yang berbeda dengan pejabat lainnya itu yang dilansir media massa sehingga Jokowi dipersepsi hebat. Padahal substansi masalah tidak menunjukkan perbaikan," ujarnya.

Makanya, Maswadi meminta kepada Mega untuk menegur Jokowi. "Jadi, kalau Megawati selalu mengkritik SBY dengan pencitraan, lalu apa-apa yang diperankan Jokowi tidak pencitraan? Dari sisi komunikasi politik, Jokowi juga sibuk dengan pencitraan diri," imbuhnya.(dm)

Sumber :

Maswadi Rauf: Pencitraan Jokowi Oleh Media Massa


MASWADI Rauf, guru besar ilmu politik Universitas Indonesia, menyarankan Megawati Soekarnoputri tak meladeni dorongan agar Jokowi jadi capres. Lebih baik Megawati menjaga Jokowi agar fokus menuntaskan tugasnya mengelola Jakarta. 

Jakarta - Megawati sebaiknya tak usah menuruti desakan para kader PDIP untuk mengusung Jokowi sebagai capres pada Pemilu 2014. Ketua Umum PDIP itu harus mendorong Jokowi untuk menggali pengalaman sekaligus menuntaskan tanggung jawab memimpin Jakarta seperti janjinya pada kampanye Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 silam.

Saran demikian disampaikan Maswadi Rauf, pengamat politik dari Universitas Indonesia. Ia mengingatkan Megawati agar tak terpengaruh ramainya dukungan buat Jokowi. Sebab, dukungan itu hanya ikut-ikutan tren yang sedang ramai. Sebentar lagi tren itu bisa hilang.

"Hal ini bisa dibuktikan. Kalau masyarakat ditanya tentang apa keberhasilan Jokowi, pasti mereka tidak tahu karena memang pekerjaan Jokowi belum ada yang selesai," kata Maswadi Rauf, di Jakarta, Senin (13/1).

Banjir dan macet yang jadi momok Jakarta belum bisa diatasi Jokowi. Pekerjaan besar ini menuntut komitmen dan konsentrasi tinggi. Kalau Megawati ikut-ikutan mendukung Jokowi menjadi capres, maka bisa diartikan mengganggu konsentrasi dan komitmen tersebut.

"Ini artinya Megawati juga tergiur daya tarik Jokowi. Sebagai elit politik, seharusnya Mega tidak terpengaruh. Kalau elitnya merusak komitmen yang dibuatnya sendiri, rusaklah negara ini," katanya.
Memang, publik melihat ada perbedaan Jokowi dengan tokoh lain. Gaya blusukan-nya, misalnya, cukup menyenangkan. Tapi, di mata Maswadi Rauf hal itu sama saja dengan gaya pencitraan politisi lain. Karena itu, Megawati yang biasa mengkritik SBY pun harus sadar bahwa Jokowi juga penuh pencitraan.

Sekadar menarik simpati publik, kata Maswadi, beberapa usulan Jokowi nampak tidak konkret dan sulit diimplementasikan. Misalnya, melarang penjualan mobil murah, jelas tidak bisa diwujudkan karena sama halnya melarang hak orang untuk punya mobil. Menurut dia, sesuatu yang beda baru bisa dirasakan jika Jokowi mampu melakukan sesuatu yang belum pernah dituntaskan pemimpin Jakarta sebelumnya.

"Jokowi itu memang memiliki gaya yang berbeda dengan pejabat lainnya. Gaya itu kemudian yang dikupas habis oleh media. Itu sama saja dengan pencitraan. Kalau Megawati selalu mengkritik SBY dengan pencitraan, apa bedanya dengan Jokowi?" ujar guru besar ilmu politik UI ini.(dm)

Sumber :


Pemimpin Menurut Islam

Sekarang banyak pemimpin yang sangat bobrokan Akhlaknya. Mulai dari Korupsi, suap, pornografi dan lain-lain. Sehingga pemimpin yang adil, amanah, berakhlak adalah dambaan dari setiap orang.

Sebagai seorang Muslim, Islam mengajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin sempurna sebagaimana Nabi Muhammad SAW dulu memimpin di Madinah.

Kepemimpinan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam merupakan kepemimpinan yang ideal. Bukan hanya pribadinya yang ideal TAPI hukum yang diterapkan juga ideal yaitu HUKUM ISLAM yang pantas bagi manusia.

Setidaknya ada 8 ciri pemimpin yang digariskan dalam Islam:

1. Pemimpin itu hendaklah orang yang berupaya untuk menjaga agama dan menegakkan syariat Allah di atas muka bumi.

"(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma�ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan." (AlHaj:41)

2. Pemimpin itu harus memiliki sifat takwa.

"Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui." (AlBaqarah:103)

3. Pemimpin itu hendaklah orang yang mempunyai kekuatan dari semua sudut pandang fisik, spiritual, emosi dan mental.

4. Pemimpin itu mestilah beramanah, adil dan tidak melakukan kezaliman atau diskriminasi kepada mereka yang di bawah pimpinannya. (AnNisa:58)

5. Pemimpin itu mestilah bertanggungjawab dan tidak sombong kepada mereka yang di bawah pimpinannya. (At-Taubah:128)

6. Pemimpin itu hendaklah tegas dan berpegang teguh kepada prinsip dalam melaksanakan amanah.

Daripada Aisyah ra bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: �Sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri niscaya aku akan memotong tangannya�. (Hadis Riwayat Imam Bukhari)

7. Pemimpin itu hendaklah berakhlak, baik budi pekertinya dan menjadi teladan yang baik dalam semua tindak tanduknya.

Daripada Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : �Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya�. (Hadis Riwayat Imam Tirmidzi)

8. Pemimpin itu hendaklah menunaikan janji-janjinya kepada orang bawahannya.

Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam , �Sesiapa yang diamanahkan oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu dia mati. Pada hari dia mati dalam keadaan dia menipu rakyatnya, maka Allah telah mengharamkan syurga untuknya�. (Hadis Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

Jadi, Pecinta Al Qur'an sekalian itulah ciri-ciri pemimpin yang digariskan dalam Islam, bukan mengatakan bahwa selain dari perkara ini tidak baik tetapi agama haruslah diutamakan.
[SahabatIMMA]

Ancaman Allah terhadap orang yang memilih orang kafir/munafik jadi pemimpin :

138. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,

139. (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.

140. Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam. (QS An-Nisaa�: 138, 139, 140).

*****

Tafsir Al-Muyassar, pada Surat An-Nisaa� ayat 138-140 :

"Kabarkanlah �wahai Rasul� kepada orang-orang munafik�yaitu orang-orang yang menampakkan iman dan menyembunyikan kekafiran� bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.

(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin � dan menjadikan mereka sebagai penolong-penolongnya� dengan meninggalkan � kepemimpinan� orang-orang mukmin �dan tidak menyukai kasih sayang kepada mu�minin.. Apakah mereka mencari kekuatan � dan ketahanan� di sisi orang kafir itu? �sesungguhnya mereka (kafirin) tidak memiliki kekuatan itu� maka sesungguhnya semua kekuatan � pertolongan dan kemuliaan itu hanya� kepunyaan Allah � Ta�ala saja.

Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu � wahai orang-orang mu�min� di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain�yang bukan pembicaraan kekafiran dan melecehkan ayat-ayat Allah. 

Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka �karena berarti kamu rela dengan kekafiran mereka dan pelecehan dari mereka, sedang orang yang rela kepada kemaksiatan itu sama dengan pelaku maksiat itu sendiri. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam neraka Jahannam �mereka menemui di dalam neraka itu buruknya adzab."



Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment