Di hari pengadilan, saat itu semua insan menerima pembalasan, syurga atau neraka. Setelah dihisab banyaknya dosa atau beratnya pahala. Tetapi di pintu syurga, ada sekumpulan anak-anak kecil yang kelihatan seperti menanti sesuatu. Riak wajah mereka kelihatan sedih sekali.
Mereka hanya duduk di depan pintu syurga, enggan menikmati keindahan di dalamnya. Lantas sang malaikat berkata “Selamat datang ke kampung muslimin. Silakan masuk, kalian tidak perlu dihisab.
Mereka tidak masuk, tetapi bertanya pula dengan nada mengharukan “Di mana ayah dan ibu kami?”
“Ayah dan ibu kalian tidak berada di sini. Mereka banyak melakukan dosa dan kesalahan. Jadi, mereka sedang dihisab dan menanti pembalasan,” jawab malaikat.
Anak-anak kecil itu terus menangis. Tangisan mereka mendayu dan meruntun jiwa.
Allah yang Maha Mendengar mengetahui tentang tangisan anak-anak kecil kaum Muslimin itu.
“Kami tidak akan masuk ke syurga kecuali bersama ayah dan ibu kami. Di mana ayah dan ibu kami..” ratap anak-anak itu lagi.
Allah SWT kemudian berkata “Bergembiralah kalian semua. Raihlah tangan ayah dan ibu kalian. Bawa mereka ke syurga.”
Maka tersenyumlah anak-anak kecil itu menanti ketibaan ibu bapa masing-masing bersama kerinduan dan kasih sayang mereka yang pernah terpisah ketika di dunia.
Begitulah syafaat yang Allah berikan kepada mereka yang bersabar dan redha dengan kehilangan anak kecil sewaktu di dunia. Segala kesedihan dan air mata akhirnya terbayar dengan nilai yang paling mulia, pertemuan di pintu syurga.